Wednesday, July 10, 2013

Jateng Masuk Tiga Besar Peredaran Uang Palsu



SEMARANG - Jawa Tengah menempati posisi tiga besar peredaran uang palsu secara nasional. Bank Indonesia menyebutkan, dari 41.184 lembar uang palsu yang ditemukan selama Januari hingga Mei 2013, sekira 16 persennya ditemukan di Jawa tengah.

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia, Lambok Antonius, mengatakan, posisi pertama ditempati Jawa Timur sebesar 24 persen, Jabodetabek 23 persen, dan Jawa Barat 15 persen.

Berdasarkan data Kepolisian dan perbankan, puluhan ribu uang palsu yang ditemukan, 79 persen di antaranya beredar di Pulau Jawa.

“Masyarakat harus lebih waspada terhadap peredaran uang palsu, apalagi di daerah yang banyak kegiatan perekonomian dan jumlah penduduknya banyak, seperti Pulau Jawa," ungkap Lambok di Semarang, Rabu (10/7/2013).

Kendati demikian, selama semester pertama tahun ini tren jumlah uang palsu yang ditemukan mengalami penurunan. Menurutnya, kini dari sejuta bilyet hanya ditemukan tiga lembar uang palsu, padahal sebelumnya jauh lebih banyak.

“Pada 2011 lalu, dari sejuta bilyet terdapat 11 lembar uang palsu dan mengalami penurunan pada 2012,” ujarnya.

Dia mengakui modus pemalsuan uang terus mengalami peningkatan, mengingat semakin canggihnya tekhnologi, sehingga masyarakat khususnya pedagang kecil atau di wilayah pedesaan sering sulit membedakan uang asli dengan yang palsu.

"Memang modusnya terus meningkat karena kecanggihan teknologi. Kasihan buat masyarakat desa atau pedagang kecil yang awam," tuturnya.

Untuk itu pihaknya terus melakukan sosialisasi terkait uang palsu di masyarakat, baik secara langsung maupun melalui media massa.






 Sumber

No comments:

Post a Comment