Thursday, July 11, 2013

Gunung Berapi Bawah Laut Ditemukan di Perairan Australia


Penemuan gunung berapi bawah laut di Australia mengejutka beberapa pihak, penemuan ini dinilai cukup luar biasa. Gunung berapi berbentuk kerucut, dengan panjang 800m dan tinggi 200m itu ditemukan 2 km di bawah permukaan laut, dan 100 mil laut lepas pantai di kawasan terlindung Teluk Besar Australia. Para peneliti mengatakan itu penemuan beruntung, Adelaide Now melaporan. Para ilmuwan Southern Surveyor datang ke gunung berapi api yang kini diberi nama " Anna Pimple" saat melakukan pemetaan dasar laut di Zona Perlindungan Benthic. Gunung berapi itu diberi nama berdasarkan mahasiswa yang di atas kapal itu. Kepala ilmuwan Institut Penelitian dan Pengembangan Australia Selatan David Currie mengatakan penemuan itu hal yang menarik karena kawasan itu dikira memiliki dasar laut yang datar.

"Untuk menemukan sesuatu seperti sebuah gunung berapi yang menyembul keluar dari lautan sedimen lunak cukup luar biasa," katanya. "Dan faktanya itu cukup dalam dan mungkin tidak pernah diambil ikannya, atau disentuh orang sejak terciptakan (48 juta tahun yang lalu) cukup menakjubkan. Gunung berapi ini mungkin rumah bagi beberapa makhluk yang unik, di mana daerah sekitarnya sudah menunjukkan sampel hewan yang aneh, seperti "bintang rapuh" makhluk seperti bintang laut. 

Sementara di Indonesia Tim Indonesia Ekspedisi Sangihe Talaud atau Index/Satal kerja sama Indonesia-Amerika Serikat berhasil mengidentifikasi sebagian temuannya. Di antaranya, di kedalaman sekitar 2.000 meter ditemukan cerobong gunung api bawah laut yang bersuhu 300-400 derajat celsius. Ekspedisi itu dimulai awal Juli 2010 dan direncanakan berlangsung sampai 10 Agustus 2010.

Kegiatan tersebut melibatkan 32 ilmuwan Indonesia dan 12 ilmuwan Amerika Serikat yang menganalisis hasil-hasil eksplorasi bawah laut dengan kapal riset Okeanos Explorer melalui Pusat Komando Penelitian di kantor Badan Riset Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan di Ancol, Jakarta Utara, serta di Seattle, Amerika Serikat.

"Di perairan Sangihe Talaud ada aktivitas vulkanik, tetapi belum diketahui hingga kini seberapa aktif," kata Ketua Tim Periset Indonesia dalam Index/Satal 2010 Sugiarta Wirasantosa. Kandungan larutan bersuhu tinggi dari perut bumi itu mengandung mineral, logam, dan gas, yang dipengaruhi suhu air laut dalam yang mencapai 2-4 derajat celsius. Hal ini menimbulkan aliran larutan dari perut bumi itu memperoleh pendinginan mendadak.

Ekosistem tersendiri Menurut Sugiarta, pendinginan mendadak itu menimbulkan endapan yang akhirnya membentuk lapisan cerobong. Air laut di sekitarnya pun menjadi tidak terlampau dingin atau tidak terlampau panas sehingga menjadi ekosistem tersendiri dan bisa menjadi habitat bagi biota-biota laut tertentu.

"Dari pengambilan gambar dengan kamera video bawah laut dalam, diperoleh gambar biota berbagai jenis, mulai dari cacing-cacingan, udang, kepiting, dan ikan yang semua berwarna sangat mencolok," katanya.

Belum mampu Secara terpisah, Kepala Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Soeharsono mengatakan, pertemuan lempeng kerak bumi menimbulkan gunung api bawah laut. Ini terjadi tidak hanya di bagian utara Pulau Sulawesi, tetapi juga di lokasi lain di Indonesia.

"Selama ini kita belum mampu mengeksplorasi pengetahuan tentang laut dalam. Wilayah-wilayah perairan di utara Papua, selatan Sulawesi, atau di Laut Banda, Maluku, misalnya, tak akan jauh beda dengan Sangihe Talaud yang kini sedang dieksplorasi dengan kapal riset Okeanos Explorer milik Amerika Serikat tersebut," kata Soeharsono.

Aktivitas gunung api bawah laut, menurut Soeharsono, juga ada di perairan dangkal. Ia menyebutkan, di wilayah Bima, Nusa Tenggara Barat, malah terdapat aktivitas gunung api bawah laut dengan kedalaman 100-200 meter. Namun, eksplorasi ilmu pengetahuan tentang itu masih sangat sedikit. 

Soeharsono mengatakan, sekitar tahun 2003 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pernah bekerja sama dengan Australia untuk mengidentifikasi gunung api bawah laut di Sangihe Talaud. Pada waktu itu ditemukan kandungan larutan yang keluar dari perut bumi, kemudian membentuk cerobong-cerobong itu. Di antaranya ternyata mengandung emas.




Sumber

No comments:

Post a Comment